A. Pengertian Umum

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah.
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
6. Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
2. Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
3. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
4. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
5. Tulisan disusun dengan metode tertentu
6. Tulisan disusun menurut sistem tertentu
7. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

Jenis Laporan Ilmiah 
a. Laporan Lengkap (Monograf).
1) Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
2) Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
3) Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
4) Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
5) Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

b. Artikel Ilmiah
1) Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
2) Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
3) Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

c. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

B. Sistematika Laporan
Ilmiah Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Secara umum, sistematika suatu laporan yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.

1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Bagian pembuka ini terdiri atas :
a. Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun
b. Halaman pengesahan (jika perlu)
c. Halaman motto/semboyan (jika perlu)
d. Halaman persembahan (jika perlu)
e. Prakata;
f. Daftar isi;
g. Daftar tabel (jika ada)
h. Daftar grafik (jika ada)
i. Daftar gambar (jika ada)
j. Abstak : uraian singkat tentang isi laporan

2. Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian isi inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap. Bagian isi terdiri dari :

a. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan Pendahuluan terdiri atas :
(1) Latar belakang
(2) Identitas masalah
(3) Pembatasan masalah
(4) Rumusan masalah
(5) Tujuan dan manfaat

b. Bab II :
Kajian Pustaka
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.

c. Bab III :
Metode
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.

d. Bab IV :
Pembahasan
Pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

e. Bab V :
Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan

3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Daftar Lampiran
c. Indeks daftar istilah

C. Langkah-Langkah Membuat Laporan 
Agar dapat menyusun laporan yang baik dan efektif, perlu dipersiapkan dengan matang. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah seperti berikut.
1. Menetapkan tujuan laporan Pembuat laporan harus tahu, untuk apa laporan dibuat dan siapa yang akan membaca laporan tersebut.

2. Menentukan Bahan Laporan Bahan-bahan laporan yang dapat digunakan adalah:
(1) surat-surat keputusan
(2) notulen hasil rapat
(3) buku-buku pedoman
(4) hasil kegiatan
(5) hasil penelitian
(6) hasil diskusi

3. Menentukan cara penngumpulan data Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
(1) Membuat petunjuk pelaksanaan bagi peneliti yang menjelaskan sasaran dan penyesuaian kegiatan
(2) Melakukan wawancara
(3) Mengumpulkan dokumen pelaksanaan kegiatan
(4) Penyusunan daftar pengecekkan untuk melihat data yang ada dan yang tidak ada

4. Mengevaluasi Data Data yang telah dikumpulkan dievaluasi untuk dibuat suatu simpulan.

5. Membuat Kerangka Laporan Kerangka laporan dibuat sesuai dengan sistematika laporan.

D. Teknik Penulisan Daftar Pustaka 
Daftar pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Melalui daftar pustaka, pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber yang digunakan dalam tulisan yang dibacanya sehingga dapat merujuk pada sumber asli Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Penulisan daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut.
1. Daftar Pustaka disusun secara alfabet (A,B,C,.....) berturut-turut dari atas ke bawah tanpa menggunakan angka arab, tanda hubung, dan semacamnya.

2. Cara penulisan sebuah sumber pustaka berturut-turut adalah sebagai berikut.
a. Penulisan nama pengarang Nama pengarang bagian belakang (nama akhir atau nama keluarga) ditulis lebih dahulu, diikuti tanda koma baru nama bagian depan kemudian diikuti titik. Jika buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, dipakai menggantikan nama pengarang. Jika tidak ada nama pengarang, urutannya harus dimulai dengan judul buku.
b. Menuliskan tahun terbit buku, diikuti tanda titik
c. Menuliskan judul buku, diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf miring, diikuti tanda titik
d. Menuliskan tempat atau kota penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e. Menuliskan nama penerbit dan diikuti tanda titik

3. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama penulisnya, sumber ditulis dari buku yang lebih dulu terbit diikuti buku yang terbit kemudian.

4. Bila tidak ada nama penulis, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.

5. Jarak antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak antara pokok dengan pokok adalah dua spasi.

6. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat ketukan mesin tik.

7. Apabila sebuah referensi ditulis oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu nama yang dicantumkan dalam daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk nama penulis lainnya disingkat dkk atau dll.

E. Format Penulisan Laporan
Ukuran dan Jenis Kertas Format penulisan sesuai dengan sistematika laporan formal di atas. Format penulisannya tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas bagian-bagiannya. Adapun teknik penulisan meliputi hal-hal sebagai berikut
1. Margin Ukuran margin terdiri atas batas kiri dan batas atas 4 cm. Serta batas kanan dan batas bawah 3 cm dari pinggir kertas. Semua tulisan termasuk tabel dan gambar berada dalam margin. Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh di bawahnya, bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada halaman berikutnya. Begitupun kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan ke halaman berikutnya tetapi seluruh kata ditulis pada halaman berikutnya.

2. Spasi Secara umum keseluruhan tulisan menggunakan spasi ganda. Kecuali untuk tabel, daftar pustaka, dan kutipan mempergunakan pula spasi tunggal (sesuai dengan aturan penulisan kutipan dan daftar pustaka). Alinea baru dapat dimulai dengan perbedaan spasi.

3. Penomoran Penomoran meliputi penomoran halaman, bab, subbab, dan rincian uraian.
a. Penomoran Halaman Halaman-halaman pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil. Halaman-halaman isi dan penunjang menggunakan angka arab. Letak penomoran halaman ditempatkan di tengah dan dua spasi di atas margin bawah (bottom, center, headfooter 2,2 cm)
b. Penomoran Bab dan Subbab Penomoran mempergunakan penanda urutan sebagai berikut.
(1) Tingkat pertama dengan tanda: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
(2) Tingkat kedua dengan tanda: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
(3) Tingkatan ketiga dengan tanda: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan seterusnya.
(4) Tingkatan keempat dengan tanda: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan seterusnya.
(5) Tingkatan kelima dengan tanda: 1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan seterusnya.

4. Tabel atau Gambar
a. Tabel Sebuah tabel terdiri atas nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body. Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya nomor tabel 2.1, artinya tabel tersebut tabel pertama yang ada pada bab kedua. Judul harus padat dan dapat memberikan keterangan tentang data yang tercantum dalam tabel. Judul ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali kata hubung. Apabila tabel bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan sumber referensinya pada bawah tabel.
b. Gambar Istilah gambar mencakup di dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram, dan sebagainya. Gambar harus diberi nomor dan judul. Pemberian nomor dan judul tidak berbeda dengan pemberian nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya terletak pada penempatan. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar.

5. Bahasa Bahasa yang dipergunakan dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan reproduktif. Untuk ejaan dan peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.

6. Jenis Kertas Jenis kertas yang dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung pada aturan yang telah ditetapkan.


Sumber:

http://mikhaanitaria.blogspot.co.id/2010/04/laporan-ilmiah.html?m=1
Pengertian Penalaran

   Menurut Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena penalaran mendidik manusi bersikap objektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi”.

Dalam sumber yang sama, Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah suatu proses berpikir yang logis dengan berusaha menghubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan.Fakta  adalah kenyataan yang dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus mengenali fakta dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, membaui, meraba, dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung, mengukur, menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan menghubung-hubungkan. Jadi, dasar berpikir adalah klasifikasi”.
Sedangkan Widjono, (2007:209), mengungkapkan penalaran dalam beberapa definisi, yaitu:
1)   Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
2)   Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan.
3)   Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
4)   Dalam karangan terdiri dari dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan menghubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan.
5)   Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.

     Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah proses pemikiran yang logis untuk memperoleh kesimpulan berdasarkan fakta yang relevan (sebenarnya). Atau dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menghasilkan dan menarik kesimpulan.

b.   Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah

Menurut Widjono, (2007 : 210), unsur penalaran penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
1)   Topik yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
2) Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
3)   Proposisi, mempunyai beberapa jenis, antara lain:
a)  Proposisi empirik yaitu proposisi berdasarkan fakta.
b)  Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya.
c) Proposisi hipotetik  yaitu persyaratan huungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi.
d)  Proposisi kategoris yaitu tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan predikat.
e)   Proposisi positif universal yiatu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran mutlak.
f)  Proposisi positif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsur pernyataan tersebut bersifat positif.
g)   Proposisi negatif universal, kebalikan dari proposisi positif universal.
h)   Proposisi negatif parsial, kebalikan dari proposisi negatif parsial.
4) Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5) Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).
6)  Sistematika yaitu seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
7) Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
8) Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
9) Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
10) Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya. Pembuktian ini harus disertai dukungan yang berupa: metode analisis baik yang bersifat manual maupun yang berupa software. Selain itu, pembuktian didukung pula dengan data yang mencukupi, fakta, contoh, dan hasil analisis yang akurat.
11) Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
12) Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi.

c.    Jenis Penalaran

Minto Rahayu, (2007 : 41), penalaran dapat dibedakan dengan cara induktif dan deduktif.

1)   Penalaran induktif

Ialah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena atau gejala individual untuk menurunken suatu kesimpulan (inferesi) yang berlaku umum.
Proses induksi dapat dibedakan menjadi:
a)    Generalisasi  ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
b)   Analogi ialah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan atau inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri esensial penting yang bersamaan.
c)    Sebab akibat, prinsip umum hubungan sebab akibat menyatakan bahwa semua peristiwa harus ada penyebabnya.

2)   Penalaran deduktif
Ialah proses berpikir yang bertolak dari prinsip, hukum, putusan yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagian dari hal atau gejala diatas.

Berpikir Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Berpikir Induktif
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum(filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. (www.id.wikipedia.com)
Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.
Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya disebut hipotesis.
Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.

sumber:

http://megaputriagustina.blogspot.co.id/2015/10/penalaran-ilmiah-berfikir-deduktif-dan.html
https://hasanaguero.wordpress.com/2012/05/14/berpikir-induktif-dan-deduktif/

USULAN TEKNIS

APLIKASI UBER

Umum

Dengan alasan dan  landasan untuk memajukan transportasi Indonesia, kami berniat untuk merintis aplikasi transportasi, dan usaha kami tersebut kami beri nama atas kesepakatan bersama, yaitu: UBERDengan harapan pelanggan akan tertarik untuk menggunakan layanan transportasi online kami.

A.1.1    Tujuan

Tujuan :
Aplikasi Uber ini cukup menjanjikan, karena keuntungan yang didapat cukup besar. Kami menawarkan dan memberikan kemudahan bagi para penumpang dengan memberikan harga yang murah dan pelayanan yang baik dengan kata lain selalu menjaga keselamatan, kenyamanan serta kepuasan para penumpang, Dengan usaha ini diharapkan dapat memberikan keuntungan.

Format Usulan Teknis

Rangkaian dari usulan dokumen Teknis ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya sebagai berikut  :
  • Pendahuluan

Biro Transportasi Online saat ini mempunyai peran penting dalam perkembangan zaman. Salah satu pendukung perkembangan transportasi adalah dengan adanya berbagai aplikasi yang menyediakan menu. Menu ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan juga keinginan dari user sendiri.
Dari uraian diatas maka sangat potensial bila kami untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang menyediakan jasa transportasi, karna banyak dari masyarakat sangat menyukai transaksi berbasis online. Dalam membangun aplikasi transportasi ini, mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap kenyamanan, dan kepuasan para pengguna aplikasi transportasi. Pengguna aplikasi transportasi sebagai konsumen wajib mendapatkan pelayanan dan jasa yang baik dalam pelayanan transportasi tersebut. Dari sinilah dapat dilihat bagaimana fasilitas dan fitur aplikasi transportasi dalam  menangani pelayanan terhadap para calon  pemesan,  Sebab bentuk usaha apapun pasti memiliki risiko dalam menjalaninya.
Dengan alasan dan  landasan tersebut kami berniat untuk merintis aplikasi transportasi, dan usaha kami tersebut kami beri nama atas kesepakatan bersama, yaitu: UBER, dengan harapan pelanggan akan tertarik untuk menggunakan jasa aplikasi transportasi kami dengan perasaan cinta kasih akan kenikmatan dalam perjalanan
.
  • Profil dan Pengalaman Perusahaan

Nama Usaha          : UBER
Jenis Usaha           : Jasa Transportasi


  1. Visi, Misi dan Tujuan Usaha
Visi
  • Menciptakan sebuah usaha jasa yang unggul dalam keselamatan, kenyamanan, dan kepuasan wisatawan
Misi
  • Memberikan pelayanan yang terbaik
  • Memberikan fasilitas yang terbaik
Tujuan Usaha
  • Memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
  • Menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan kewirausahaan dalam melakukan kegiatan usaha terutama pada jasa transportasi

  1. Fasilitas
Fasilitas yang kami tawarkan dalam usaha jasa ini kepada penumpang, seperti :
  1. a) Transportasi berupa Motor (Uber Motor)
  2. b) Transportasi berupa Mobil (Uber Taxi)

Pemahaman Kerangka Acuan Kerja
  1. Biro perjalanan transportasi saat ini mempunyai peran penting dalam perkembangan zaman. Salah satu pendukung perkembangan transportasi adalah dengan adanya berbagai aplikasi yang menyediakan menu dan paket transportasi. Paket dan menu ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan juga kesanggupan dari user sendiri.
  2. Dari uraian diatas maka sangat potensial bila kami untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang menyediakan jasa transportasi, karena banyak dari masyarakat sangat menyukai transaksi berbasis online. Dalam  membangun  aplikasi transportasi ini, mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap kenyamanan, dan kepuasan  para pengguna aplikasi transportasi. Pengguna aplikasi transportasi sebagai konsumen wajib mendapatkan pelayanan dan jasa yang baik dalam pelayanan transportasi tersebut. Dari sinilah dapat dilihat bagaimana fasilitas dan fitur aplikasi transportasi dalam  menangani pelayanan terhadap para calon pemesan,  Sebab bentuk usaha apapun pasti memiliki risiko dalam menjalaninya.
  3. Dengan alasan dan  landasan tersebut kami berniat untuk merintis aplikasi travel, dan usaha kami tersebut kami beri nama atas kesepakatan bersama, yaitu: UBER, Dengan harapan pelanggan akan tertarik untuk datang mengunjungi tempat wisata dengan menggunakan jasa apliaksi tranportasi kami dengan perasaan cinta kasih akan kenikmatan dalam perjalanan
  1. Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Tanggapan terhadap Kerangka Acuan Tugas (Term of Reference ) ini dimaksudkan untuk memberikan koreksi dan untuk mengetahui tingkat kedalaman pemahaman terhadap Kerangka Acuan Tugas oleh Konsultan sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan oleh pemberi pekerjaan dan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas Konsultan Perencana Teknis dalam setiap Kegiatan, seperti halnya Pembangunan pemilihan paket liburan, memegang peranan yang sangat penting.  Karena didalam Konsultan Perencana tersebut berlangsung proses koordinasi, komunikasi dan kontrol/ pengendalian baik terhadap kerekayasaan, waktu, mutu maupun biaya.

  • Pendekatan dan Metodologi

Seperti yang telah kami pelajari dari kegiatan-kegiatan yang diuraikan di dalam Kerangka Acuan Tugas (KAT), kami dapat merumuskan tentang langkah-langkah pendekatan dan metodologi yang paling efektif untuk diterapkan pada proyek ini.

Hal-hal utama tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut  :

  • Tidak hanya memberikan semua jasa Perencana sesuai RKS tetapi juga mengusahakan dengan cara sedemikian rupa diperoleh hasil yang terbaik.

  • Tidak hanya melakukan perencanaan biaya kegiatan, tetapi juga mengusahakan kemungkinan bisa diperoleh penghematan biaya kegiatan.

  • Tidak hanya merencana pekerjaan, tetapi juga menciptakan metode-metode dan tehnik penjadwalan untuk mendapatkan penghematan waktu.

  • Menitik beratkan pada pelaksanaan program perencanaan mutu secara efektif.

  • Menjalin kerjasama yang baik dengan Instansi Terkait dalam membantu memecahkan masalah-masalah dan mendayagunakan struktur organisasi.


Aplikasi dan Implementasi
Menguraikan tentang tahapan kegiatan teknis dan analisis man Month secara rinci yang dilakukan oleh Konsultan pada aplikasi UBER.


  • Rencana Kerja

Menguraikan tentang tahapan rencana kerja secara rinci yang dilakukan oleh aplikasi pada pemilihan paket-paket transportasi yang tersedia.
  • Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Menguraikan tentang Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Konsultan, hubungan kerja, Sistem pembagian kerja, Waktu Pelaksanaan, dengan dilengkapi schedule pelaksanaan.
  • Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya

Menguraikan tentang Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli dan Tenaga Teknis serta hubungan interaksi antar Tenaga Ahli.
  • Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Menguraikan tentang pelaksanaan kegiatan lapangan dan kantor dengan didukung jadwal penugasan Tenaga Ahli yang akan melaksanakan pekerjaan yang efektif.
  • Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Berisikan Struktur Organisasi Konsultan dengan Tenaga Ahli yang diusulkan untuk pekerjaan ini, serta Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan.
  • Pelaporan

Menguraikan tentang produk hasil akhir laporan pelaksanaan pekerjaan, jumlah buku baik asli maupun copy.
  • Staff Pendukung

Berisi tentang uraian staff pendukung yang dibutuhkan tenaga ahli dalam memperlancar tugasnya seperti administrasi maupun bantuan operator secara teknis.
  • Penutup

Pengantar akhir dari Usulan Teknis.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Merupakan data-data perusahaan yang berkaitan dengan pengalaman perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan sejenis selama kurung waktu yang sudah di tentukan.
Menguraikan tentang daftar riwayat hidup dan kemampuan personil untuk menangani pekerjaan, yang meliputi posisi, Jumlah Orang, Jenis Pekerjaan, pengalaman Tenaga Ahli dengan dilampiri copy Ijazah Legalisir.

Team  Konsultan

Agar konsumen / user  mendapatkan pilihan paket transportasi dan dapat dipertanggung jawabkan, aplikasi menawarkan pilihan agar user lebih mudah memutuskan pilihan.
Team yang disusun diharapkan dapat melaksanakan pekerjaan tersebut dan memenuhi persyaratan dalam KAK sehingga kualifikasi Tenaga Ahli yang diusulkan melebihi dari yang minimal disyaratkan.